Site icon Kyai Pamungkas

Kisah Misteri: NYARIS DIAMBIL MANTU PENGUASA GAIB BELANTARA RIAU

Kisah Misteri: NYARIS DIAMBIL MANTU PENGUASA GAIB BELANTARA RIAU

MASYARAKAT SETEMPAT MENYEBUTNYA DATUK TALAULA. INI ADALAH SEBUTAN UNTUK RAJA HARIMAU JADI-JADIAN PENGUASA HUTAN TALAU, PROPINSI RIAU.SEORANG PEKERJA PEMBALAKAN HUTAN ASAL JAWA NYARIS DIANGKAT MANTU OLEH DATUK TALAULA. BAGAIMANA KISAHNYA…..?

SAAT bekerja di pembakaran kayu,salah seorang pekerja dilihat oleh rekan-rekannya diterkam harimau sebesar anak sapi. Karena itu, pekerja ini dinyatakan tewas. Apalagi, selain dicabik-cabik, jasadnya juga dibawa lari oleh harimau yang menerkamnya itu.

Anehnya, si korban sendiri tidak merasakan dirinya diterkam oleh harimau sebesar anak sapi itu, apalagi tubuhnya dicabik-cabik oleh cakar dan taring si harimau. Tetapi ia malah merasa dituntun oleh sesosok kakek, yang kemudian juga mengajaknya masuk ke dalan sebuah rumah besar yang megah dan mewah. Bahkan, di rumah itu ia ditawari untuk dijadikan menantu oleh si kakek. Namun tawaran ini ditolaknya.

Lebih aneh lagi, korban yang dianggap telah tewas dimangsa harimau itu, oleh keluarganya sudah diselamati hingga 100 harinya. Pada saat selamatan 100 hari tersebut, korban tita-tiba muncul. Dia lalu menceritakan pengalamannya yang penuh dengan kegaiban tersebut. Berikut Ini rekaman kisahnya ….

Adalah Purnomo alias Bibit, 30 tahun, Warga Dusun tanggung, Desa Bubakan, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ingin pemperbaiki perekonomian keluarga,pertengahan Oktaber 2006 silam, pria ini berangkat ke Riau untuk bekerja di sebuah perusahaan pembalakan kayu.

Saat berangkat dari Pacitan, ada empat orang rekannya yang Juga turut serta, Termasuk Yono, seorang rekannya yang sudah pernah bekerja Riau. Sang teman Inilah yang mengajak Purwanto Cs bekerja di pembalakan kayu yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu itu.

Namanya kerja di pembalakan, tentu saja kerja mereka di tengah hutan belantara yang sangat jauh dari perkampungan penduduk. Walau bekerja di hutan belantara, tapi gaji mereka ternyata tidak sepadan dengan beban pekerjaan yang harus mereka tanggung.

Karena itu, hanya sekitar 15 hari kemudian Purwanto Cs keluar dari perusahaan pembalakan Ini. Mereka kemudian berusaha mencari pekerjaan lain. Namun karena tidak mempunyai keahlian, tak satupun pekerjaan yang didapat setelah keluar dari perusahaan pembalakan kayu.

Karena itu, kemudian Purwanto Cs pergi ke daerah Langgam. Tapi tetap saja, di kota, mereka tidak mendapatkan pekerjaan. Karena sudah kepepet, mereka pun mencari kerja apa saja, Dan lagi-lagi, yang didapat tetap saja di pembalakan kayu seperti mereka masih di Indragiri Hulu.

Seperti halnya saat bekerja di Indragiri, mereka juga tidak betah kerja di Langam. Apalagi gaji yang diterima mereka, lebih kecil dari yang diterima saat bekerja di Indragiri.

Kemudian, Purwanto Cs pun keluar dari perusahaan pembalakan kayu di mana mereka bekerja, Tanpa dinyana, saat sudah berada di kota Langgam, ada salah seorang warga yang menawari mereka kerja. Tapi tetap saja di pembalakan kayu. Namun tempatnya di wilayah Talau.

Karena upah yang ditawarkan oleh orang itu lebih menjanjikan ketimbang di dua tempat sebelumnya, Purwanto Cs pun langsung berangkat ke Talau bersama orang yang mengajaknya.

Dan janji orang yang mengajaknya memang benar. Karena diperusahaan ini Purwanto CS mendapatkan upah yang lebih tinggi daripada perusahaan yang ada di Indragiri Hulu maupun di Langgam.

Sejak awal 2007, Purwanto Cs bekerja di pembalakan hutan belantara di Talau. Selain gaji lebih yang ditawarkan, mereka juga mendapatkan fasilitas kesehatan di tempat kerja barunya ini.

Lebih dari itu, mereka berempat bisa kerja dalam satu team. Tidak seperti halnya saat mereka di Indragiri Hulu dan Langgam. Walau berasal dari satu daerah, mereka berpencar.

Malangnya, ketika baru satu bulan bekarja, musibah pun menimpa. Nasib buruk tersebut dialami oleh Purwanto yang juga tercatat sebagai anggota Banser di Kabupaten Pacitan. Saat berangkat dari perkampungan penduduk tempat ia tinggal bersama beberapa rekannya menuju tengah hutan belantara untuk memasang patok atau tanda, keempat rekannya,termasuk Yono, melihat Purwanto yang saat itu berjalan lebih dulu diterkam oleh seekor harimau sebesar anak sapi.

Tak hanya diterkam. Rekan-rekan Purwanto bahkan juga melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana hebatnya harimau itu mencabik-cabik serta memakan tubuh Purwanto. Melihat kejadian itu, keempat rekannya hanya bisa termangu tanpa bisa memberikan bantuan.

Ketika tubuh Purwanto sudah tampak tercabik-cabik dan dapat dipastikan sudah tak bernyawa lagi, jasadnya pun langsung dibawa lari oleh harimau yang menerkamnya.

Saat itu juga, gemparlah seluruh pekerja pembalakan di mana Purwanto dan kawan-kawanrya bekerja. Puluhan orang yang bekerja di tempat itu, dikerahkan untuk mencari mayat Purwanto. Walau telah berjam-jam dicari, tetapi, jasad itu tak juga diketemukan. Kecuali hanya ceceran darahnya.

Karena rekan-rekannya sangat yakin jika Purwanto telah tewas akibat dimangsa harimau rimba Talau, apalagi mereka melihat dengan mata kepala sendiri, maka, esok harinya salah seorang rekan Purwanto langsung pergi ke kota untuk menelepon keluarga Purwanto yang ada di Pacitan guna menyampaikan berita duka tersebut. Bagitu mendengar tentang kematian pemuda yang pernah di kirim ke daerah konflik Poso pada tahun 2002 yang lalu ini, kedukaan yang sangat mendalam langsung menyelimuti Pihak keluarganya di Pacitan.

Sebagai seorang warga muslim, setelah mendengar kabar duka, pihak keluarga di Pacitan langsung menggelar Yasinan serta pebacaan tahlil. Tak hanya itu, sebagai orang Jawa, tradisi selamatan memperingati tiga hari meninggalnya Purwanto, langsung digelar malam itu juga usai pembacaan Yasin dan tahlil.

Selang tujuh hari sejak kabar duka itu diterima oleh keluarga Purwanto, peringatan tujuh hari juga digelar. Begitu juga ketika menginjak 40 hari sejak kabar kematian Purwanto, pihak keluarga juga kembali mengadakan selamatan. Termasuk kembali membacakan Yasinan dan tahlil untuk mendoakan arwahnya.

Dan awal bulan Mei yang lalu, merupakan peringatan 100 hari meninggalnya Purwanto. Sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Jawa, untuk peringatan 100 hari, selamatan pasti dilaksanakan dengan nuansa sedikit berbeda dibandingkan dengan saat selamatan tiga hari, tujuh hari maupun empat puluh hari.

Apalagi bagi mereka yang mampu. Begitu juga dengan jumlah undangan. Karena biasanya, untuk selamatan 100 hari, jumlah warga yang diundang juga lebih banyak. Hal demikian dimaksudkan agar arwah orang yang didoakan, mendapatkan doa yang lebih. Bahkan terkadang, juga menggelar apa yang disebut sebagai Dzikir Widak, yakni pembacaan doa dzikir sebanyak enam puluh ribu. Doa inilah yang digelar oleh keluarga Purwanto untuk mendoakan arwahnya.

Sekitar jam 8 malam acara tahlilan usai. Di saat para undangan hendak meninggalkan rumah keluarga Purwanto, secara tak terduga. pemuda ini muncul di rumahnya dengan naik ojeg.

Maka, rumah Purwanto saat itu gempar atas kepulangan orang yang telah dikabarkan meninggal serta sudah diselamati hingga seratus harinya Itu. Tangis haru langsung meledak di antara keluarga serta kerabat.

Lantas, apa sebenarnya yang terjadi pada diri Purwanto di rimba belantara Talau, Riau itu? Kepada paranormal-Indonesia.com pemuda yang enggan difoto ini menuturkan kisah yang dialami salama dirinya dikabarkan sudah tewas karena dimangsa harimau.

Memang benar, jika saat itu Purwanto sedang berangkat kerja untuk memasang patok di tengah hutan. Pada saat dirinya sedang berjalan di depan, tiba-tiba ada orang tua berjenggot datang menghampirinya. Bagai dihipnotis, Purwanto menurut bak kerbau yang dicocok hidungnya saat diajak oleh orang tua Itu. Dia bahkan tak peduli lagi kepada teman temannya.

Kemana Purwanto diajak pergi oleh kakek misterius itu? Rupanya ia diajak mampir kee sebuah rumah besar yang indah dan mewah. “Saya sulit menggambarkannya, sebab seumur-umur saya memang baru melihat rumah yang besar dan mewah seperti itu,” cerita Purwanto.

Sementara Purwanto merasakan sensasi seperti itu, namun menurut penglihatan keempat rekanya, seperti yang telah diterangkan di atas, saat itu Purwanto sedang diterkam oleh harimau sebesar anak sapi. Tubuhnya yang gempal dicabik-cabik dan dimakan, bahkan kemudian dibawa lari oleh si harimau.

Kembali ke kisah Purwanto. Setelah diajak masuk ke dalam rumah yang cukup besar yang jaraknya sekitar 300 meter dari tempatnya di jemput oleh si kakek tadi, dirinya langsung diberi hidangan berupa buah pisang yang sangat ranum.

Pada saat itulah, Purwanto baru sadar dirinya telah terpisah dari rekan-rekannya. Karena sadar, ia tidak mau makan buah pisang yang disuguhkan untuknya. la hanya duduk termangu di kursi yang menurutnya berukir dengan motif harimau. Bahkan seluruh ruangan di tempat itu, semua kayunya juga berukir motif harimau.

Karena ia tak mau makan buah pisang itu, kemudian dari dalam muncul seorang gadis cantik berusia sekitar 20-an tahun. Saat keluar dari dalam, perempuan ini tampak membawa nampan dengan berbagai macam makanan di atasnya.

“Silahkan dimakan, Bang!” Kata gadis itu dengan senyum menawan.

Tapi tetap saja Purwanto menolak makan yang disodorkan kepadanya. Mungkin karena seluruh hidangan pembuka semuanya ditolak, kemudian orang tua berjenggot yang mengajaknya itu langsung membuka pembicaraan. Pada intinya, si kakek berkeinginan mengambil Purwanto sebagai menantu. Sedangkan yang akan dijodohkan kepada Purwanto, adalah perempuan cantik yang tadi membawakan nampan berisi makanan untuknya.

Sebenarnya saat itu, antara sadar dan tidak, di benaknya Purwanto nyaris saja mengiyakan permintaan orang tua berjenggot itu. Ya, rasanya sulit baginya untuk menolak, sebab gadis itu memang cantik bukan kepalang.

Untungnya, dirinya segera sadar saat teringat akan rekan-rekannya. Karena itu Purwanto langsung dengan tegas menolak permintaan orang tua tadi.

Rupanya, saat kalimat penolakan dilontarkan Purwanto, yang tampak kecewa tak hanya orang tua berjenggot itu. Tapi kekecewaan juga tampak pada raut wajah perempuan cantik yang ada di hadapannya.

Tak hanya menolak penawaran si kakek, saat itu juga Purwanto meminta agar dirinya segera dipulangkan ke tempat kerjanya sebab dia memang tidak bisa lagi menghapal jalan.

Mendapat jawaban dan Purwanto seperti itu, orang tua berjenggot yang mengajaknya masih berusaha merayunya. Maksudnya tentu bisa ditebak. Agar Purwanto mau menjadi suami dari puteri yang nampaknya sangat dia sayangi itu. Tapi Purwanto tetap pada pendiriannya.

Mungkin karena merasa jengkel atas sikap penolakan dari Purwanto, orang tua berjenggot tadi langsung masuk ke dalam ruangan dengan mengajak puterinya turut serta.

Pada saat berjalan menuju ruangan dalam inilah, Purwanto melihat dengan jelas jika ternyata perempuan cantik yang baru saja ada di hadapannya tidak mempunyai telapak kaki seperti lazimnya manusia biasa.

“Saat itu, saya melihat dengan jelas jika perempuan cantik itu ternyata tidak memiliki telapak kaki seperti manusia. Telapak kakinya mirip harimau, tutur Purwanto.

Dan menurut perasaan Purwanto, dirinya ditinggal oleh bapak dan anak itu dalam kurun waktu antara 3-4 jam. Baru setelah itu, orang tua berjenggot kembali keluar untuk menemuinya.

Tanpa bicara, orang tua berjenggot tadi langsung menuntun Purwanto ke luar rumah. Anehnya, dalam waktu yang relatif singkat, Purwanto sudah tiba di ladang milik penduduk. Padahal setahu Purwanto, di tempatnya bekerja, dalam radius lebih sepuluh kilometer tak ada penduduk yang berladang. Apalagi rumah. Karena memang di tengah hutan belantara.

Setelah tiba di ladang milik penduduk, tiba-tiba orang tua itu langsung lenyap dari pandangannya. Inilah yang membuat bingung Purwanto Tak hanya itu yang membuat dirinya bingung. Purwanto juga merasakan seluruh tubuhnya lemas. Tak lama setelah itu, ia bahkan langsung pingsan.

Purwanto baru sadar setelah dibangunkan penduduk yang rupanya pemilik ladang yang kemudian diketahui nya sebagai orang Minang bernama Udin.

Seterusnya, Purwanto minta tolong kepada Udin agar mengantarkan ke barak tempat para bekerja. Tapi jawaban orang Minang ini sungguh mengejutkan dirinya. Udin mengatakan jika di sekitar tempatnya tinggal, tak ada perusahaan pembalakan kayu. Kalau memang ada, orang Minang tersebut pasti tahu di mana letaknya.

Begitu mendapat jawaban itu,Purwanto langsung menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Setelah mendengar penuturan Purwanto, Udin yang kemudian bercerita kepada dirinya tentang keangkeran hutan belantara Talau.

Sebagaimana cerita Purwanto yang didapat dari orang Minang yang menolongnya, ternyata hutan belantara tempatnya bekerja dikuasai oleh siluman harimau. Masyarakat setempat menyebutnya Datuk Talaula. Disebut Datuk Talaula, karena wilayah kekuasaannya mencakup seluruh rimba yang masuk wilayah Talau. Namun, walau sesosok siluman, harimau jadi-jadian itu tak pernah sekalipun mengganggu penduduk.

Karena itu, orang Minang tersebut mengaku kepada Purwanto sangat terkejut atas peristiwa yang menimpanya. Apakah karena Wilayah kekuasaanya diobrak-abrik oleh perusaha pembalakan kayu sehingga siluman harimau, ini membuat ulah?

“Kalau masalah itu, saya kurang tahu. Karena orang Minang,yang menolong saya, tidak bercerita masalah itu kepada saya,” ujar Purwanto.

Begitu mendengar penuturan orang yang menolongnya, karena orang Minang itu tidak tahu di mana perusahaan tempat dirinya bekerja, Purwanto langsung minta tolong bantuan transportasi untuk pulang ke Jawa.

Beruntung, orang Minang ini baik hati. Purwanto kemudian diberi uang secukupnya untuk pulang ke daerah asalnya di Pacitan, Dengan begitu, dirinya hanya satu hari tinggal di rumah orang yang menolongnya itu.

Dengan diantar Udin, Purwanto langsung pergi ke kota untuk mencari bus jurusan Yogya. Karena desanya di Pacitan, lebih dekat lewat Yogya daripada lewat Surabaya.

Lebih aneh lagi, sesampai di Pacitan, berdasarkan keterangan keluarganya yang mendapatkan cerita dari rekan Purwanto yang masih bekerja di Talau, pria ini telah dinyatakan tewas dan hilang selama tiga bulan. Tapi Purwanto merasa hanya satu hari berada di rumah orang tua yang mengajaknya itu.

Karena telah dinyatakan tewas dan hilang selama tiga bulan itulah, maka selamatan yang digelar juga sampai peringatan 100 hari pungkas Purwanto mengakhuri ceritanya. Sungguh aneh…

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-terbaik.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Exit mobile version